Petilasan Sunan Kalijaga - Kabupaten Klaten

4.3/5 based on 8 reviews

Contact Petilasan Sunan Kalijaga

Address :

Jl. Cawas-Weru Km 1, Sepi, Barepan, Cawas, Dukuh, Barepan, Klaten, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57463, Indonesia

Postal code : 57463
Opening hours :
Monday Open 24 hours
Tuesday Open 24 hours
Wednesday Open 24 hours
Thursday Open 24 hours
Friday Open 24 hours
Saturday Open 24 hours
Sunday Open 24 hours
Categories :

Jl. Cawas-Weru Km 1, Sepi, Barepan, Cawas, Dukuh, Barepan, Klaten, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57463, Indonesia
C
Christantio Sumaryawan on Google

Sebuah petilasan yang konon katanya...sunan kalijaga pernah singgah dan sholat.di situ
A petilasan that is said to have been said... Sunan Kalijaga once stopped and prayed
A
Arif Gunawan on Google

Mengenang ulama yg menyebarkan agama di indonesia
Remembering the ulama who spread religion in Indonesia agama
H
Heru 3007 on Google

Cagar budaya yg ramai dikunjungi tiap tahun baru Hijriah
A cultural preserve that is visited every Hijri new year
W
Wisnu Wijaya on Google

tempat bersejarah dalam konteks religius agama islam dimana tokoh sunan ke sembilan atau sunan kalijogo atau raden said, sebagai tempat beristirahat dan mengheningkan dirinya, tempat ini juga tempat penantian sang sunan dimana ki pandan aran ingin bertemu, sebagai seorang sunan beliau memberikan waktu yang panjang bagi ki pandan aran untuk bisa bertemu dengan beliau, sejarahpun mencatat bahwa ki pandan aran atau lebih dikenal sunan bayat tidak pernah sekalipun sampai bertemu dengan sang kalijogo
historical place in the religious context of Islamic religion where the ninth sunan figure or sunan kalijogo or raden said, as a place of rest and silence, this place is also the waiting place for the sunan where ki pandan aran wants to meet, as a sunan he gives a long time for ki pandan aran to be able to meet with him, history also notes that ki pandan aran or better known as sunan bayat has never even met with sang kaliogo.
A
ABAH KALIJOGO on Google

Tempat yg bersejarah , sebuah bukti penyebaran Alana Islam jaman sunan kalijogo. Di utaranya terdapat Toko perkakas Ayu yang lengkap. Silakan kunjungi
Historic place, a proof of the spread of Alana Islam in the Sunan Kalijogo era. In its north there is a complete Ayu tool shop. Please visit
S
Suryo Gunanto on Google

Petilasan SUNAN KALIJAGA salahsatu walisongo jawa yang ada diDUSUN SEPI,DESA BAREPAN,KECAMATAN CAWAS KOTA KLATEN,yang kegiatannya diadakan setiap bulan jawa tanggal 1 suro setiap tahunnya
SUNAN KALIJAGA Petilasan one of the Javanese walisongo in SEPI DUSUN, BAREPAN VILLAGE, CAWAS SUB-DISTRICT, KLATEN CITY, whose activities are held every month of Java on the 1 Suro every year
K
Kusumo Wardoyo Cahyo Nugroho on Google

Klaten - Sepi merupakan salah satu dukuh di Desa Barepan, Kecamatan Cawas, Klaten. Di tengah perkampungan tersebut terdapat sebuah batu sepanjang dua meter yang dikenal sebagai petilasan Sunan Kalijaga, salah satu dari Walisongo. Pada batu putih itu terdapat cekungan-cekungan yang diyakini terbentuk dari gerakan sujud Sunan Kalijaga seperti kepala, telapak tangan, serta telapak kaki. Ada cekungan lainnya yang diperkirakan menjadi tempat sang sunan menancapkan tongkatnya. Terbentuknya petilasan itu bermula ketika sang sunan mendapat tugas menyebarkan agama di wilayah selatan Jawa. Saat melewati kawasan yang kini menjadi Kecamatan Cawas, Klaten, Sunan Kalijaga berniat menemui saudaranya, Kiai Ketip Banyumeneng, yang tinggal di Kauman, Cawas. Namun, Sunan Kalijaga menunda niatnya setelah mendengar para santri mengaji saat malam. Ia terus berjalan hingga memasuki hutan yang kini menjadi Dukuh Dukuh, Desa Barepan. Di kawasan itu, sang sunan diganggu makhluk halus. Ia lantas membuat sumur dan melaksanakan salat fajar. Lalu sang sunan kembali berjalan hingga menemui sebongkah batu di tengah sungai bersamaan dengan waktu subuh. Sunan Kalijaga lantas mengambil air wudu dari sungai dan melaksanakan salat subuh beralaskan batu di tengah sungai tersebut. Sementara tongkatnya ia tancapkan tepat di belakang tempat salat. "Setelah salat Sunan Kalijaga memanjatkan doa dan meminta petunjuk kepada Allah karena di kawasan ini tidak ada suara apa-apa dan tidak ada angin yang berembus. Karena inilah daerah itu kemudian dinamakan Sepi," kata juru kunci petilasan Sunan Kalijaga, Warno Sudarso, 77, saat berbincang dengan Solopos.com belum lama ini di sekitar petilasan. Ketua RW 008, Dukuh Sepi, Agus Purwono, mengatakan sebelum menjadi perkampungan, Sepi merupakan wilayah hutan belantara serta terdapat sungai. Dari cerita para sesepuh desa, pemberian nama Sepi berasal dari Sunan Kalijaga saat tiba di kawasan tersebut hingga melaksanakan Salat Subuh. "Leluhur menyampaikan Sunan Kalijaga pernah menyampaikan kampung kami itu sepi dan sunyi. Namun, saat 1 Sura suasananya berubah ramai karena orang-orang berdatangan," kata Agus. Ia menjelaskan saban 1 Sura dalam penanggalan Jawa, Dukuh Sepi menjadi perkampungan yang ramai selama beberapa hari seperti Lebaran. Ribuan orang dari berbagai daerah berdatangan ke petilasan Sunan Kalijaga. "Kini tidak hanya saat Sura, ketika hari biasa juga ada saja orang datang ketika malam. Namun, yang paling ramai itu ketika malam 1 Sura. Tidak hanya Klaten tetapi ada yang dari Jawa Timur seperti Malang," urai Agus.
Klaten - Sepi is one of the hamlets in Barepan Village, Cawas District, Klaten. In the middle of the village there is a two meter long stone known as the petilasan of Sunan Kalijaga, one of Walisongo. On the white stone there are basins which are believed to have been formed from Sunan Kalijaga's prostration movements such as the head, palms, and soles of the feet. There is another basin that is thought to be where the sunan stuck his stick. The formation of the petilasan began when the sunan was assigned the task of spreading religion in the southern region of Java. While passing through the area that is now Cawas District, Klaten, Sunan Kalijaga intends to meet his brother, Kiai Ketip Banyumeneng, who lives in Kauman, Cawas. However, Sunan Kalijaga postponed his intention after hearing that the students recited the Koran at night. He kept walking until he entered the forest which is now Dukuh Dukuh, Barepan Village. In that area, the sunan was disturbed by spirits. He then made a well and performed the dawn prayer. Then the sunan walked again until he found a stone in the middle of the river at dawn. Sunan Kalijaga then took ablution water from the river and performed the dawn prayer on a stone in the middle of the river. While he sticks his stick right behind the prayer place. "After praying Sunan Kalijaga said a prayer and asked God for guidance because in this area there was no sound and no wind blowing. Because of this the area was then called Quiet," said the caretaker of the Sunan Kalijaga shrine, Warno Sudarso, 77, while talking to Solopos.com recently around the petilasan. Head of RW 008, Dukuh Sepi, Agus Purwono, said before becoming a village, Sepi was a wilderness area and there was a river. From the stories of village elders, the name Sepi came from Sunan Kalijaga when he arrived in the area to carry out the Fajr prayer. "Ancestors said that Sunan Kalijaga once said that our village was quiet and quiet. However, during 1 Sura the atmosphere turned crowded because people came," said Agus. He explained that every 1st Sura in the Javanese calendar, Dukuh Sepi becomes a busy village for several days such as Lebaran. Thousands of people from various regions came to the petilasan of Sunan Kalijaga. "Now it's not only during Sura, during weekdays there are also people who come at night. However, the most crowded is at night 1 Sura. Not only Klaten but there are those from East Java such as Malang," explained Agus.
a
asitika pradana on Google

Good tradition

Write some of your reviews for the company Petilasan Sunan Kalijaga

Your reviews will be very helpful to other customers in finding and evaluating information

Rating *
Your review *

(Minimum 30 characters)

Your name *

Nearby places in the field of Tourist attraction, Museum,

Nearby places Petilasan Sunan Kalijaga