Monument Brimob Yogyakarta - Kabupaten Bantul
4.3/5
★
based on 8 reviews
Contact Monument Brimob Yogyakarta
Address : | Jl. Monumen Brimob, Sengon Karang, Argomulyo, Kec. Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55752, Indonesia |
||||||||||||||
Postal code : | 55752 | ||||||||||||||
Opening hours : |
|
||||||||||||||
Categories : |
M
|
Mudjito Nurgo on Google
★ ★ ★ ★ ★ Tempat bersejarah perjuangan Palagan Watu , Desa Argomulyo mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945.
Historic site of the struggle of Palagan Watu, Argomulyo Village defended the Proclamation of August 17, 1945.
|
q
|
qonita nur hafidha on Google
★ ★ ★ ★ ★ Kesini kalau bersepeda dr rumah. Tempat yg menyimpan sejarah untuk mengenang jasa para pahlawan mempertahankan kemerdekaan. Recomended place dan gratis juga
Come here if you ride from home. A place that holds history to commemorate the services of the heroes to maintain independence. Recommended place and free too
|
E
|
Erik Mergan on Google
★ ★ ★ ★ ★ Bagus. Sebagai sarana pengingat jasa/ perjuanagan para pahlawan bangsa. Sedikit informasi untuk jam 10- tengah sore tempat menjadi panas, terkena sinar matahari langsung
Nice. As a reminder of the services / struggle of the national heroes. Little information for the midnight o'clock in the afternoon where it gets hot, exposed to direct sunlight
|
A
|
Ardan Nugroho on Google
★ ★ ★ ★ ★ Monumen perjuangan rakyat di Sedayu yang lokasinya jarang diketahui oleh khalayak umum, kecuali warga di sekitarnya. Kondisinya cukup terawat
The people's struggle monument in Sedayu whose location is rarely known by the general public, except for the residents around it. The condition is quite well maintained
|
S
|
Sabar Bae on Google
★ ★ ★ ★ ★ Tempat yang indah ini berada di antara persawahan dengan udara nyaman dan segar!
Saya kunjungi pada hari Minggu Legi, 1 Januari 2017.
Jarang dikunjungi orang dari luar daerah, oleh karena belum populer. 'Kata-nya': hanya anak-anak sekitar daerah itu yang sering mengunjungi tempat ini.
Bagi yang berminat: silakan untuk berkunjung.
Dijamin senang dech!!!
Semoga bermanfaat.
By vincent_sby, 14 Januari 2017.
This beautiful place is set in between paddy fields with fresh and comfortable air!
I visited on Legi Sunday, January 1, 2017.
People rarely visit from outside the area, because it is not yet popular. 'The word': only children around the area often visit this place.
For those who are interested: please visit.
Guaranteed to be happy dech !!!
May be useful.
By vincent_sby, January 14, 2017.
|
H
|
Handoko Wibowo on Google
★ ★ ★ ★ ★ Monumen ini juga sering disebut sebagai Monumen Palagan Watu. Disebut demikian karena pasca Serangan Umum 1 Maret 1949 Belanda melakukan pembersihan di Dusun Kemusuk, Argodadi, Sedayu, Bantul dan sekitarnya. Pembersihan ini menewaskan 202 penduduk setempat dan 68 anggota Brimob. Salah satu perlawanan terhadap Belanda dilakukan di Dusun Watu pada tanggal 18 Maret 1949 yang memakan korban tewas 18 orang anggota Brimob dan 102 rakyat pejuang. Oleh karena itu pula monumen ini dinamakan Monumen Palagan Watu.
This monument is also often referred to as the Palagan Watu Monument. So called because after the General Offensive March 1, 1949 the Dutch carried out cleaning in the Kemusuk Hamlet, Argodadi, Sedayu, Bantul and surrounding areas. This cleansing killed 202 locals and 68 members of Brimob. One of resistance against the Netherlands conducted in Watu village on March 18, 1949 which killed 18 members of Brimob were killed and 102 people of fighters. Therefore this monument is also called the Palagan Watu Monument.
|
s
|
sae sahbani on Google
★ ★ ★ ★ ★ Pada masa setelah Serangan Umum 1 Maret 1949 pihak Belanda melakukan penyisiran penduduk di wilayah Kemusuk, Sedayu. Dalam peristiwa ini banyak penduduk dan anggota Brimob yang menjadi korban. Dari penduduk sipil sebanyak 202 orang dan 68 anggota Brimob. Kemudian pada korban berikutnya di Dusun Watu penduduk yang menjadi korban sebanyak 102 orang dan 18 anggota Brimob.
Kemudian di daerah desa dibangunlah monumen dan beberapa prasasti untuk mengenang para korban dan peristiwa sejarah tersebut. Bangunan monumen berbentuk seperti bendera yang sedang berkibar agak melengkung dengan ujung paling tinggi 17 meter. Di dinding monumen ada relief yang disajikan perjuangan rakyat pada masa itu. Monumen ini juga disebut dengan Monumen Palagan Watu karena perjuangan penduduk di Dusun Watu.
In the period after the March 1, 1949 General Offensive, the Dutch searched the population in the Kemusuk area, Sedayu. In this incident many residents and Brimob members were victims. Of the civilian population of 202 people and 68 members of Brimob. Then the next victims in Watu Hamlet were 102 victims and 18 members of Brimob.
Then in the village area a monument and several inscriptions were built to commemorate the victims and historical events. The building of the monument is shaped like a flag that is fluttering rather curved with the highest tip 17 meters. On the walls of the monument there are reliefs presented by the people's struggle at that time. This monument is also called the Palagan Watu Monument because of the people's struggle in Watu Hamlet.
|
D
|
Dwi Pracaya (Dipa) on Google
★ ★ ★ ★ ★ Ini tempat bersejarah dalam kancah Brimob kepolisian Republik Indonesia. Konon, ditempat ini banyak yang gugur bertempur dengan para tentara Jepang dll. Ada beberapa nama pejuang yang gugur di medan pertempuran. Ada tanda tangan peresmian oleh Kapolri RI waktu itu bapak Hoegemg yamg terkenal akan prinsip dan integritasnya. Kapan saja bisa dikunjungi oleh pengujung. Sesekali lokasi ini dipakai untuk upacara Brimob Kepolisian. Alangkah sebaiknya jika area sini dikonsep dan lebih ditata sehingga memotivasi pengunjung untuk datang dan menyaksikan saksi sejarah ini. Tak ada retribuai di sini. #LetsGuide
This is a historic place in the arena of the Indonesian Police Mobile Brigade. It is said that in this place many people died fighting with Japanese soldiers etc. There are several names of fighters who died on the battlefield. There was a sign of the inauguration by the Indonesian National Police Chief at the time, Mr. Hoegemg was famous for his principles and integrity. Anytime can be visited by visitors. Occasionally this location is used for the Police Mobile Brigade ceremony. It would be better if the area is conceptualized and more organized so that it motivates visitors to come and witness this historical witness. There is no retribution here. #LetsGuide
|
Write some of your reviews for the company Monument Brimob Yogyakarta
Your reviews will be very helpful to other customers in finding and evaluating information
Nearby places in the field of Historical landmark,
Nearby places Monument Brimob Yogyakarta