Candi Gampingan - Bantul Regency

4.1/5 based on 8 reviews

Contact Candi Gampingan

Address :

Jl. Gampingan, Madugondo, Sitimulyo, Piyungan, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta 55792, Indonesia

Postal code : 55792
Opening hours :
Monday 8AM–6PM
Tuesday 8AM–6PM
Wednesday 8AM–6PM
Thursday 8AM–6PM
Friday 8AM–6PM
Saturday 8AM–6PM
Sunday 8AM–6PM
Categories :

Jl. Gampingan, Madugondo, Sitimulyo, Piyungan, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta 55792, Indonesia
P
PROPERTYJOSS JOGJA ADVENTURE HOUSE on Google

Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada sekitar abad ke-8 dan ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Pada saat ditemukan pada tahun 1995 oleh pembuat bata, candi ini terpendam tanah. Walaupun sampai sekarang belum sepenuhnya selesai dipugar, kompleks reruntuhan candi ini terlihat mempunyai tujuh buah bangunan candi yang tidak utuh, dengan bangunan utama berukuran kira-kira 5 m x 5 m dan tinggi 1,2 meter. Pada saat ditemukan, dalam candi ini terdapat tiga buah arca Dhyani Buddha Wairocana yang terbuat dari perunggu, dua buah arca Jambhala dan Candralokeswara dari batu andesit, benda-benda dari emas, dan beberapa benda keramik. Pada bagian kaki dari Candi Gampingan ini terdapat relief binatang katak dan unggas (burung pelatuk, burung gagak, dan ayam jantan). Dengan adanya arca Jambhala dan Dhyani Buddha Wairocana, maka diperkirakan Candi Gampingan merupakan tempat pemujaan agama Buddha aliran Mahayana.
According to estimates, this temple was built around the 8th and 9th centuries during the ancient Mataram Kingdom. When it was discovered in 1995 by a brick maker, this temple was buried under the ground. Even though until now it has not been completely restored, this temple ruins complex appears to have seven incomplete temples, with the main building measuring approximately 5 mx 5 m and a height of 1.2 meters. When found, in this temple there are three statues of Dhyani Buddha Wairocana made of bronze, two statues of Jambhala and Candralokeswara made of andesite stone, objects made of gold, and several ceramic objects. At the foot of this temple, there are reliefs of frogs and fowl (woodpeckers, crows, and roosters). With the existence of the Jambhala and Dhyani Buddha Wairocana statues, it is thought that the Gunggung Temple is a place of worship for Mahayana Buddhism.
R
Realsyah Ramadhan on Google

Salah satu situs peninggalan budaya indonesia yang letaknya dipinggiran kota yogyakarta. Candi ini merupakan peninggalan agama budha yang dibangun pada abad ke 9 dengan menggunakan batu putih. Ditemukan oleh bapak Sarjono ketika melakukan penggalian tanah untuk proses pembuatan batu bata pada tahun 1995. Adapun proses ekskavasi candi ini berlangsung dari tahun 1995 hingga 1997.
One of the Indonesian cultural heritage sites located on the outskirts of the city of Yogyakarta. This temple is a relic of Buddhism which was built in the 9th century using white stones. Sarjono discovered it when excavating the soil for the brick-making process in 1995. The excavation process of this temple took place from 1995 to 1997.
A
Alrof Vlog on Google

Dikunci (sepertinya untuk menghindari pencurian) , jadi untuk melihatnya harus dari luar pagar. Tapi cukup terlihat dari luar pagar.
Locked (apparently to avoid theft), so to see it must be from outside the fence. But quite visible from outside the fence.
T
Tri Gusminingsih on Google

Sebuah cagar budaya. Candi yang kelihatannya sudah tidak utuh lagi. Lokasi dekat dengan jalan.
A cultural heritage. The temple that looks like it is no longer intact. Location close to the road.
L
Lusi Habi on Google

Di karena kan gempa Yogyakarta tahun 2004 yang lalu.. Berdampak Pada candi gampingan,, akhirnya sekarang tidak tertata rapi seperti sebelumnya..
Because of the Yogyakarta earthquake in 2004, the impact on the gampingan temple, finally now it is not as neatly arranged as before..
b
binawan satriya on Google

Situs candi yang terbuat dari batu putih, yang terlihat utuh tinggal kaki candi, dan beberapa batu yang belum bisa di susun diletakkan di sudut taman. candi berada di tengah persawahan, Saat saya datang kesini pintu situs sudah dikunci pada siang hari. datang lebih pagi jika ingin masuk ke situs candi. selamat berwisata sejarah.
The temple site, which is made of white stone, which looks intact, is just the foot of the temple, and some stones that cannot be arranged are placed in the corner of the garden. the temple is in the middle of rice fields, when I came here the door of the site was locked in the afternoon. arrive early if you want to enter the temple site. happy historical tour.
T
Topi abang Erwin on Google

Salah satu yang memiliki relief cantik yang khas itu adalah Candi Gampingan, sebuah candi yang ditemukan secara tak sengaja oleh pengrajin batu bata di Dusun Gampingan, Piyungan, Bantul pada tahun 1995. Meski ukurannya kecil dan sudah tak utuh lagi, Candi Gampingan masih kaya akan relief yang mempesona. Salah satu relief cantik yang bisa dijumpai di candi ini adalah relief hewan yang ada di kaki candi. Relief hewan di Gampingan begitu natural hingga bisa diketahui jenis hewan yang digambarkan. Cukup jarang candi yang memiliki relief demikian, setidaknya hanya Candi Prambanan dan Mendut yang dikenal memiliki relief serupa. Semua relief itu dihias dengan latar sulur-suluran, yaitu padmamula (akar tanaman teratai) yang diyakini sebagai sumber kehidupan. Saat YogYES berkeliling, tampak jenis hewan yang mendominasi adalah burung. Terdapat relief burung gagak yang tampak memiliki paruh besar, tubuh kokoh, sayap mengembang ke atas dan ekor berbentuk kipas. Ada pula relief burung pelatuk yang digambarkan memiliki jambul di atas kepala, paruh yang agak panjang dan runcing serta sayap yang tidak mengembang. Selain itu, ada juga ayam jantan yang memiliki dada membusung dan sayap mengembang ke bawah. Pembuatan relief burung dalam jumlah banyak di candi ini berkaitan keyakinan masyarakat saat itu terhadap kekuatan transedental burung. Diyakini, burung merupakan perwujudan para dewa sekaligus pembawa pesan dari alam para dewa atau nirwana. Burung juga berkaitan dengan kebebasan absolut manusia yang dicapai setelah berhasil meninggalkan kehidupan duniawi, lambang jiwa manusia yang lepas dari raganya. Relief hewan lain yang juga banyak digambarkan adalah katak. Masyarakat saat itu percaya bahwa katak memiliki kekuatan gaib yang mampu mendatangkan hujan, sehingga katak juga dipercayai mampu meningkatkan produktivitas, karena air hujan yang didatangkan katak bisa meningkatkan hasil panen. Katak yang sering muncul dari air juga melambangkan pembaharuan kehidupan dan kebangkitan menuju arah yang lebih baik. Hingga kini, relief itu masih menyisakan pertanyaan, apakah sebuah fabel (cerita hewan yang didongengkan pada anak-anak) seperti di Candi Mendut atau gambaran hewan yang sengaja dibuat untuk menunjukkan maksud tertentu. Pertanyaan itu muncul sebab gambaran hewan seperti di Candi Gampingan tak ditemukan dalam kitab yang memuat fabel, seperti Jataka, Sukasaptati, Pancatantra dan versi turunannya.
One that has a uniquely beautiful relief is Candi Gampingan, a temple that was discovered accidentally by brick craftsmen in Gampingan Hamlet, Piyungan, Bantul in 1995. Although its size is small and is no longer intact, Gampingan Temple is still rich in reliefs. dazzling. One of the beautiful reliefs that can be found in this temple is the relief of animals at the foot of the temple. The reliefs of the animals in Gampingan are so natural that it can be seen the type of animal depicted. It is quite rare for temples to have such reliefs, at least only Prambanan and Mendut temples are known to have similar reliefs. All the reliefs are decorated with a background of tendrils, namely padmamula (lotus plant roots) which are believed to be the source of life. When YogYES walked around, the dominant type of animal was birds. There is a crow relief that appears to have a large beak, sturdy body, wings spread upwards and a fan-shaped tail. There is also a relief of a woodpecker which is described as having a crest on its head, a rather long and pointed beak and wings that do not expand. In addition, there is also a rooster that has a puffy chest and wings spread down. Making reliefs of birds in large numbers in this temple is related to the belief of the people at that time in the transcendental power of birds. It is believed, birds are the embodiment of the gods as well as messengers from the realm of the gods or nirvana. Birds are also associated with the absolute freedom of humans achieved after successfully leaving the worldly life, a symbol of the human soul that is separated from its body. Other animal reliefs that are also widely depicted are frogs. People at that time believed that frogs had magical powers that were able to bring rain, so frogs were also believed to be able to increase productivity, because the rain water brought by frogs could increase crop yields. The frog that often emerges from the water also symbolizes the renewal of life and the awakening to a better direction. Until now, the relief still leaves a question as to whether it is a fable (an animal story told to children) like the Mendut Temple or a picture of an animal that was deliberately made to show a specific purpose. The question arises because the description of animals like those in Gampingan Temple is not found in books containing fables, such as the Jataka, Sukasaptati, Pancatantra and their derivative versions.
Y
Yoyok Sadiyo on Google

Still natural temple

Write some of your reviews for the company Candi Gampingan

Your reviews will be very helpful to other customers in finding and evaluating information

Rating *
Your review *

(Minimum 30 characters)

Your name *

Nearby places in the field of Tourist attraction, Buddhist temple,

Nearby places Candi Gampingan