Antaka Pura - Kabupaten Bantul

4.5/5 β˜… based on 8 reviews

Contact Antaka Pura

Address :

Gn. Kelir, Pleret, Kec. Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55791, Indonesia

Phone : πŸ“ž +89798
Postal code : 55791
Opening hours :
Monday Open 24 hours
Tuesday Open 24 hours
Wednesday Open 24 hours
Thursday Open 24 hours
Friday Open 24 hours
Saturday Open 24 hours
Sunday Open 24 hours
Categories :

Gn. Kelir, Pleret, Kec. Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55791, Indonesia
A
Ahsan Fadli on Google

β˜… β˜… β˜… β˜… β˜…

Tempat bersejarah
Historic sites
R
Rizal Juanda on Google

β˜… β˜… β˜… β˜… β˜…

Masih tutup gak boleh masuk
Still closed, you can't enter
Y
YCY FILM on Google

β˜… β˜… β˜… β˜… β˜…

Ini lokasi syuting film MANGKUJIWO
This is the location of the film MANGKUJIWO
d
dwiaryanto aryanto on Google

β˜… β˜… β˜… β˜… β˜…

Tempat meditasi yang nyaman di wilayah Jogja..
A comfortable meditation place in the Jogja area ..
M
MUH SODIK on Google

β˜… β˜… β˜… β˜… β˜…

Tempat Semedi nyaman
Cozy place for meditation
P
PROPERTYJOSS JOGJA ADVENTURE HOUSE on Google

β˜… β˜… β˜… β˜… β˜…

Latar belakang sejarah Situs Makam Ratu Malang erat hubungannya dengan tokoh utama yang dimakamkan, yaitu Ratu Mas Malang dan Ki Panjang Mas. Ratu Mas Malang adalah anak Ki Wayah, seorang dalang wayang gedog. Ia menjadi salah seorang istri Amangkurat I yang karena sayangnya kemudian diangkat menjadi permaisuri dengan sebutan Ratu Wetan. Sebelum menjadi istri Amangkurat I, Ratu Mas Malang adalah istri Ki Panjang Mas, salah seorang dalang terkenal di Mataram. Oleh karena menolak menyerahkan istrinya maka Ki Panjang Mas kemudian dibunuh oleh prajurit Amangkurat I dan jasadnya dimakamkan di Gunung Kelir. Makam Ratu Malang dibangun selama kurang lebih 3 tahun, yaitu dari tahun 1665 sampai selasai pada tanggal 11 Juni 1668. Kompleks Situs Makam Ratu Malang ini dibangun dari balok-balok batu putih untuk dinding dan tembok serta batu andesit untuk nisan. Tempat tersebut diberi nama Antaka Pura oleh Amangkurat I yang berarti istana kematian atau istana tempat menguburkan jenazah. Komplek Makam Antaka Pura yang lebih dikenal dengan nama Makam Ratu Malang berada di atas bukit Gunung Kelir yang terletak di sebelah timur Desa Kedaton. Komplek makam ini termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Plered, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Komplek Makam Ratu Mas Malang terletak dipuncak sebuah bukit yaitu Gunung kelir dengan ketinggian 99 m dpl. Pada komplek makam ini terdapat 28 nisan, yang dikelompokan dalam 3 lokasi yaitu 19 nisan berada dihalaman depan, 1 nisan berada dihalaman belakang (nisan Dalang Panjang Mas) dan 8 nisan berada di halaman inti yang salah satunya merupakan nisan dari Ratu Mas Malang. Adapun jirat makam dibuat dari batu andesit dengan rincianΒ sebuah berbentuk jajaran genjang dan 14 buah berbentuk kurung kurawal. Sedangkan, nisan yang berupa tumpukan batu putih tidak mempunyai jirat. Pada sebelah timur laut makam terdapat sebuah bangunan yang dikenal dengan nama Sendang Moyo. Sendang ini merupakan kolam yang digunakan untuk menampung air hujan. Ukuran kolam adalah 3,5 m X 5 m. Kompleks sendang juga dikelilingi tembok setinggi 3 m dengen ketebalan tembok 210 cm. Ada lagi kolam berukuran 6 x 6 m berada di luar tembok keliling. Di makam ini juga terdapat temuan lepas yaitu sebuah balok batu andesit yang dikenal penduduk sebagai kotak wayang dari dalang Ki Panjang Mas. Masyarakat sekitar masih mengkeramatkan makam tersebut, namun kondisi makam kini sudah rusak, yang terutama disebabkan oleh faktor alam. Banyaknya akar-akar tanaman keras yang merusak tembok makam. Juga tumbuhnya mikroorganisme seperti alga, moss dan lichen di tembok dan dinding telah memperparah kerusakan makam tersebut. (Β Himawan Prasetyo, S.S.Β / Staf BPCB Yogyakarta )
The historical background of the Tomb of Ratu Malang is closely related to the main figures who are buried, namely Ratu Mas Malang and Ki Panjang Mas. Ratu Mas Malang is the son of Ki Wayah, a puppeteer of wayang gedog. She became one of Amangkurat I's wives who, unfortunately, was later appointed as empress as Queen Wetan. Before becoming Amangkurat I's wife, Ratu Mas Malang was the wife of Ki Panjang Mas, one of the famous puppeteers in Mataram. Because he refused to give up his wife, Ki Panjang Mas was then killed by soldiers of Amangkurat I and his body was buried in Mount Kelir. Ratu Malang Tomb was built for approximately 3 years, from 1665 to completion on June 11, 1668. The Malang Queen Tomb Site Complex was built of white stone blocks for walls and walls and andesite for headstone. The place was named Antaka Pura by Amangkurat I which means palace of death or palace where the body is buried. The Antaka Pura Tomb Complex, better known as the Ratu Malang Tomb, is located on the hill of Mount Kelir, which is located east of Kedaton Village. This grave complex is included in the administrative area of ​​Plered District, Bantul, Yogyakarta Special Region. Ratu Mas Malang Tomb Complex is located at the top of a hill, namely Mount Kelir with an altitude of 99 m above sea level. In this grave complex, there are 28 headstones, which are grouped into 3 locations, namely 19 headstones on the front page, 1 headstone on the back (Dalang Panjang Mas headstone) and 8 headstones in the main yard, one of which is the tomb of Ratu Mas Malang. The grave jirat is made of andesite stone with details of a parallelogram and 14 curly brackets. Meanwhile, the headstone in the form of a pile of white stones does not have a sphere. To the northeast of the tomb there is a building known as Sendang Moyo. This spring is a pond that is used to collect rainwater. The pool size is 3.5 m X 5 m. The sendang complex is also surrounded by a 3 m high wall with a wall thickness of 210 cm. There is another pool measuring 6 x 6 m outside the wall. In this tomb there is also a loose find, namely an andesite stone block known to the population as the puppet box of the puppeteer Ki Panjang Mas. The local community still keeps the tomb sacred, but the condition of the grave is now damaged, mainly due to natural factors. The many roots of hard plants that damaged the tomb walls. Also the growth of microorganisms such as algae, moss and lichen on the walls and walls has exacerbated the damage to the tomb. (Himawan Prasetyo, S.S. / Yogyakarta BPCB Staff)
B
Bima Surya on Google

β˜… β˜… β˜… β˜… β˜…

Nice vibe!!!
Z
Zahid Asmara on Google

β˜… β˜… β˜… β˜… β˜…

Contemplating pok men

Write some of your reviews for the company Antaka Pura

Your reviews will be very helpful to other customers in finding and evaluating information

Rating * β˜… β˜… β˜… β˜… β˜…
Your review *

(Minimum 30 characters)

Your name *

Nearby places in the field of Historical landmark,

Nearby places Antaka Pura