Warung Nasi Sederhana Mang Jaka Asli Kuningan - Kabupaten Tangerang
4.3/5
★
based on 8 reviews
Contact Warung Nasi Sederhana Mang Jaka Asli Kuningan
Address : | Jalan Raya Kutabumi, Blok KD, No.2, Kuta Baru, Kec. Ps. Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten 15560, Indonesia |
Postal code : | 15560 |
Categories : |
Diner
,
Nasi restaurant
,
|
P
|
Panji Budiawan on Google
★ ★ ★ ★ ★ Warung makan 24 jam, dulu rasa nya lumayan enak sekarang agak kurang karena ganti karyawan nya
The stall eats 24 hours, first it feels pretty good now it's a bit lacking because of changing employees
|
D
|
Dedy Rifaldi on Google
★ ★ ★ ★ ★ Warung makan sederhana tersebut adalah tempat makan yg baik buat kalangan kt yg tingkat ekonominya menengah kebawah...
This simple food stall is a good place to eat for middle class people who are middle-low ...
|
M
|
Mas Tonny 1 on Google
★ ★ ★ ★ ★ Tempat favorit untuk makan masakan rumahan,rasanya lumayan harga murah,parkiran motor lumayan klo mobil susah
Favorite place to eat home cooking, it feels pretty cheap, motorbike parking is pretty bad if the car is difficult
|
Y
|
Yansen Doang on Google
★ ★ ★ ★ ★ Murah, enak, warnas teramai dan ternama di kutabumi dengan beberapa cabang yang juga ramai. Buka 24 jam dengan ragam varian menu yang lengkap
Cheap, delicious, the most colorful and famous in Kutabumi with several busy branches. Open 24 hours with a complete variety of menu variants
|
D
|
Dovan Aryawinata on Google
★ ★ ★ ★ ★ MENU SEDERHANA: Nasi Kasreng awalnya kreasi sederhana Bu Kasrih di terminal Luragung, nasi panas dengan gorengan hangat, sambal terasi super pedas, lalapan toge dan taburan rebon (udang kecil). mohamad taufik/radarcirebon.comKUNINGAN – Satu lagi makanan khas Kuningan yang patut dicoba bagi para pemburu kuliner nusantara, yaitu Nasi Kasreng. Sajian kuliner khas Kuningan yang sepintas terlihat sederhana ini, ternyata sangat disukai oleh berbagai kalangan tidak hanya kalangan bawah, namun juga oleh para pejabat bahkan pernah menjadi menu makan malam presiden saat kunjungannya ke Kuningan.
Nasi Kasreng awalnya hanyalah menu sarapan para sopir angkutan, kernet, kuli serta para pedagang di Pasar Luragung yang lauknya pun hanya gorengan dan sambal terasi super pedas untuk menyegarkan mata yang baru melek. Sesuai namanya, Nasi Kasreng diambil dari nama penjual nasi tersebut yang bernama Kasrih dengan gorengan panas khasnya.
“Yang pertama berjualan Nasi Kasreng adalah Bu Kasrih di Terminal Luragung puluhan tahun yang lalu. Nama Kasreng pun konon diambil dari gabungan nama Kasrih dan gorengan jadilah Kasreng. Kini beliau masih ada namun sudah tidak berjualan karena sudah sepuh,” ungkap Aat, pedagang Nasi Kasreng di Desa Kiaradomba, Luragung.
Konon, kesuksesan Bu Kasrih berjualan Nasi Kasreng di zamannya membuat warungnya selalu ramai pembeli. Hal ini pula yang akhirnya membuat sejumlah orang menjadikan peluang usaha di bidang yang sama hingga keberadaan nasi Kasreng kini menjamur tak hanya di wilayah Luragung namun juga di wilayah Kuningan kota.
Meski demikian, menjamurnya warung Nasi Kasreng tidak menghilangkan ciri khasnya yaitu gorengan panas, sambal terasi super pedas, lalapan toge dan taburan rebon (udang kecil). Kombinasi empat macam menu dengan nasi yang dipincuk kertas tersebut akan selalu ada di setiap warung Kasreng mendampingi aneka menu masakan lain sebagai variasi.
Keberadaan warung nasi Kasreng, banyak dijumpai terutama di pinggir ruas Jalan Luragung-Cibingbin atau sekitar 18 Km sebelah timur dari Kuningan kota. Untuk menarik pelanggan, keberadaan warung-warung kasreng dibuat sedemikian rupa sehingga nyaman untuk dikunjungi. Hamparan sawah yang hijau dan udara yang masih sejuk semakin menjadikan kenikmatan tersendiri untuk menikmati hidangan Nasi Kasreng.
Menunya yang disajikan pun bermacam-macam mulai dari pepes ati ampela, tumis jamur, sayur lodeh hingga sop buntut tersedia sesuai selera pelanggan tanpa meninggalkan empat menu utama tadi. Menu-menu tersebut tersaji di atas meja terbuka agar para pelanggan bisa mengambil dan menambah sesuka mereka.
Pembelinya pun kini tak lagi hanya para kuli panggul, pedagang pasar dan sopir angkot, namun dari berbagai kalangan mulai dari petani, karyawan swasta, pengusaha hingga para pejabat pemerintahan. Mereka kerap menjadikan Nasi Kasreng sebagai menu makan siang di saat jam istirahat atau sengaja untukk dinikmati bersama keluarga saat libur.
Meski peminat Nasi Kasreng ini telah meningkat, namun tak menjadikan harganya menjadi mahal. Setiap menu dipatok harga berkisar antara Rp 3.000 hingga Rp 10.000 saja tergantung jenisnya, dan untuk satu potong gorengan panas masih Rp 500 saja sedangkan sambal, lalapan toge serta rebon digratiskan saja sebagai bonus.
Kelezatan dan kesederhanaan Nasi Kasreng kini telah dikenal luas oleh masyarakat dan menjadi ikon kuliner kebanggan warga Kuningan. Sampai-sampai, hidangan tersebut kerap menjadi santapan utama pada acara-acara syukuran, kedinasan termasuk menjadi menuh hotel saat menjamu Presiden SBY ke kuningan beberapa waktu lalu.
Padahal, Nasi Kasreng awalnya hanyalah kreasi sederhana Bu Kasrih sebagai sumber kehidupannya menjual menu sarapan bagi para penghuni terminal Luragung. Meski sang pencetus Nasi Kasreng tersebut kini sudah tak berjualan karena faktor usia, namun namanya abadi melekat sebagai kuliner kebanggan masyarakat Kuningan. (taufik)
SIMPLE MENU: Nasi Kasreng was originally Mrs. Kasrih's simple creation at the Luragung terminal, hot rice with warm fries, super spicy chili paste, fresh sprouts and a sprinkling of rebon (small shrimp). mohamad taufik / radarcirebon.comKUNINGAN - One more typical Kuningan food that is worth a try for culinary hunters in the archipelago, namely Nasi Kasreng. This typical Kuningan culinary dish, which at first glance looks simple, is in fact very favored by various groups, not only from the lower classes, but also by officials and has even been part of the president's dinner menu during his visit to Kuningan.
Initially, Nasi Kasreng was just a breakfast menu for transportation drivers, kernet, porters and traders at Luragung Market, whose side dishes were only fried foods and super spicy shrimp paste to freshen up new literate eyes. As the name implies, Nasi Kasreng is taken from the name of the rice seller, Kasrih, with his signature hot fry.
"The first one to sell Nasi Kasreng was Bu Kasrih at the Luragung Terminal decades ago. The name Kasreng is said to have been taken from a combination of the name Kasrih and fried to become Kasreng. Now he is still there but he is no longer selling because he is old, ”said Aat, a Nasi Kasreng trader in Kiaradomba Village, Luragung.
It is said that Mrs. Kasrih's success in selling Nasi Kasreng in her day made her shop always busy with buyers. This has also led to a number of people making business opportunities in the same field so that the existence of Kasreng rice is now mushrooming not only in the Luragung area but also in the Kuningan area of the city.
However, the proliferation of Nasi Kasreng stalls has not lost its characteristics, namely hot fries, super spicy chili paste, fresh vegetables toge and a sprinkling of rebon (small shrimp). The combination of four kinds of menus with paper-lined rice will always be available in every Kasreng shop accompanying various other dishes as variations.
There are many Kasreng rice stalls, especially on the side of Jalan Luragung-Cibingbin or about 18 km east of Kuningan city. To attract customers, the existence of kasreng stalls is made in such a way that it is convenient to visit. The expanse of green rice fields and the still cool air make it a special pleasure to enjoy Nasi Kasreng dishes.
The menu that is served also varies from pepes liver gizzard, sauteed mushrooms, lodeh vegetables to oxtail soup available according to customer tastes without leaving the four main menus. The menus are presented on an open table so that customers can take and add as they like.
The buyers are now no longer just porters, market traders and angkot drivers, but from various groups ranging from farmers, private employees, businessmen to government officials. They often use Nasi Kasreng as a lunch menu during recess or deliberately to be enjoyed with family during holidays.
Although the interest in Nasi Kasreng has increased, this does not make the price expensive. Each menu has a price ranging from Rp. 3,000 to Rp. 10,000 depending on the type, and for one piece of hot fried food, it is still only Rp. 500, while chili, fresh sprouts and rebon are free as a bonus.
The delicacy and simplicity of Nasi Kasreng are now widely recognized by the public and have become the culinary icon of Kuningan residents. To the extent that, this dish has often been the main meal at thanksgiving events, official services including serving at the hotel when entertaining President SBY to the brass some time ago.
In fact, Nasi Kasreng was originally just a simple creation by Bu Kasrih as a source of life to sell breakfast menus for residents of the Luragung terminal. Although the originator of Nasi Kasreng is now no longer selling because of his age, his name has always stuck as a culinary pride for the people of Kuningan. (Taufik)
|
L
|
Laurent Wee on Google
★ ★ ★ ★ ★ bagus pilihan makanan nya simple tapi enak.....
good choice, the food is simple but delicious .....
|
R
|
Rio Galang Prasasti on Google
★ ★ ★ ★ ★ Good
|
P
|
Papin Faizal on Google
★ ★ ★ ★ ★ Great taste, cheap price, always crowded.
This is my favorite places for buying food everyday.
|
Write some of your reviews for the company Warung Nasi Sederhana Mang Jaka Asli Kuningan
Your reviews will be very helpful to other customers in finding and evaluating information
Nearby places in the field of Diner, Nasi restaurant,
Nearby places Warung Nasi Sederhana Mang Jaka Asli Kuningan