Purbalingga Regent Office - Purbalingga Regency

4.5/5 based on 8 reviews

Contact Purbalingga Regent Office

Address :

Jl. Onje No.1B, Purbalingga, Purbalingga Lor, Purbalingga, Purbalingga Regency, Central Java 53311, Indonesia

Postal code : 53311
Website : http://purbalinggakab.go.id/
Opening hours :
Monday 8AM–4PM
Tuesday 8AM–4PM
Wednesday 8AM–4PM
Thursday 8AM–4PM
Friday 8AM–4PM
Saturday Closed
Sunday Closed
Categories :

Jl. Onje No.1B, Purbalingga, Purbalingga Lor, Purbalingga, Purbalingga Regency, Central Java 53311, Indonesia
A
Aditya Wisnu Wardana on Google

Ruang tunggunya nyaman dan banyak cemilam
The waiting room is comfortable and has lots of snacks
M
Mrbadhog Channel on Google

Dengan kantor yang nyaman semoga Pak Bupati bisa bekerja dengan lebih baik.
With a comfortable office, I hope the Regent can work better.
I
Indaru Setiawan on Google

Dengan kantor yang nyaman ini semoga bupati yang sekarang dan yang akan datang bisa dipercaya oleh masyarakat Purbalingga
With this comfortable office, hopefully the current and future regents can be trusted by the people of Purbalingga
I
Irvin Busser on Google

Kantor Bupati yang megah semoga dapat memberikan layanan terbaik bagi warga Purbalingga
The magnificent Regent Office hopes to provide the best service for the citizens of Purbalingga
N
Naba Al Amma Fath Alfaeni on Google

Sebuah nama yang pasti tidak akan tertinggal ketika membicarakan sejarah Purbalingga adalah Kyai Arsantaka, seorang tokoh yang menurut sejarah menurunkan tokoh-tokoh Bupati Purbalingga.Kyai Arsantaka yang pada masa mudanya bernama Kyai Arsakusuma adalah putra dari Bupati Onje II. Sesudah dewasa diceritakan bahwa kyai Arsakusuma meninggalkan Kadipaten Onje untuk berkelana ke arah timur dan sesampainya di desa Masaran  (Sekarang di Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara) diambil anak angkat oleh Kyai Wanakusuma yang masih anak keturunan Kyai Ageng Giring dari Mataram. Pada tahun 1740 ? 1760, Kyai Arsantaka menjadi demang di Kademangan Pagendolan (sekarang termasuk wilayah desa Masaran), suatu wilayah yang masih berada dibawah pemerintahan Karanglewas (sekarang termasuk kecamatan Kutasari, Purbalingga) yang dipimpin oleh Tumenggung Dipayuda I. Banyak riwayat yang menceritakan tenang heroisme dari Kyai Arsantaka antara lain ketika terjadi perang Jenar, yang merupakan bagian dari perang Mangkubumen, yakni sebuah peperangan antara Pangeran Mangkubumi dengan kakaknya Paku Buwono II dikarenakan Pangeran mangkubumi tidak puas terhadap sikap kakanya yang lemah terhadap kompeni Belanda. Dalam perang jenar ini, Kyai Arsantaka berada didalam pasukan kadipaten Banyumas yang membela Paku Buwono. Dikarenakan jasa dari Kyai Arsantaka kepada Kadipaten Banyumas pada perang Jenar, maka Adipati banyumas R. Tumenggung Yudanegara mengangkat putra Kyai Arsantaka yang bernama Kyai Arsayuda menjadi menantu. Seiring dengan berjalannya waktu, maka putra Kyai Arsantaka yakni Kyai Arsayuda menjadi Tumenggung Karangwelas dan bergelar Raden Tumenggung Dipayuda III.Masa masa pemerintahan Kyai Arsayuda dan atas saran dari  ayahnya yakni Kyai Arsantaka yang bertindak sebagai penasihat, maka  pusat pemerintahan dipiindah dari Karanglewas ke desa Purbalingga yang diikuti dengan pembangunan pendapa Kabupaten dan alun-alun. Nama Purbalingga ini bisa kita dapati didalam kisah-kisah babad. Adapun Kitab babad yang berkaitan dan menyebut Purbalingga diantaranya adalah Babad Onje, Babad Purbalingga, Babad Banyumas dan Babad Jambukarang. Selain dengan empat buah kitap babat tsb, maka dalam  merekonstruksi sejarah Purbalingga, juga melihat arsip-arsip peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yang tersimpan dalam koleksi Aarsip Nasional Republik Indonesia.Berdasarkan sumber-sumber diatas, maka melalui Peraturan daerah (perda) No. 15 Tahun 1996 tanggal 19 Nopember 1996, ditetapkan bahwa hari jadi Kabupaten Purbalingga adalah 18 Desember 1830 atau 3 Rajab 1246 Hijriah atau 3 Rajab 1758 Je.
A name that will definitely not be left behind when discussing the history of Purbalingga is Kyai Arsantaka, a figure who historically took down the figures of the Regent of Purbalingga. Kyai Arsantaka who in his youth was named Kyai Arsakusuma was the son of Regent Onje II. After adulthood, it was told that the kyai Arsakusuma left the Onje Duchy to travel eastward and when he arrived in the village of Masaran (Now in Bawang Subdistrict, Banjarnegara Regency) an adopted child was adopted by Kyai Wanakusuma who was a descendant of Kyai Ageng Giring from Mataram. In 1740? 1760, Kyai Arsantaka becomes demang in Kademangan Pagendolan (now including Masaran village area), an area which is still under the Karanglewas government (now including Kutasari sub-district, Purbalingga) led by Tumenggung Dipayuda I. Many narrations tell the calm of the heroism of Kyai Arsantaka Another during the Jenar war, which was part of the Mangkubumen war, was a war between Prince Mangkubumi and his brother Paku Buwono II because Prince Mangkubumi was not satisfied with his weak attitude towards the Dutch Company. In this genius war, Kyai Arsantaka was in the duchy of Banyumas who defended Paku Buwono. Due to the services of Kyai Arsantaka to the Duchy of Banyumas during the Jenar war, the Duke of Banyumas R. Tumenggung Yudanegara appointed the son of Kyai Arsantaka named Kyai Arsayuda to be son-in-law. Over time, the son of Kyai Arsantaka namely Kyai Arsayuda became Tumenggung Karangwelas and held the title Raden Tumenggung Dipayuda III. Period of the reign of Kyai Arsayuda and on the advice of his father namely Kyai Arsantaka who acted as an adviser, then the government center was moved from Karanglewas to Purbalingga village which followed by the construction of the Pendapa Regency and the square. We can find the name of Purbalingga in the chronicle stories. The Book of Chronicles relating and mentioning Purbalingga include Babad Onje, Babad Purbalingga, Babad Banyumas and Babad Jambukarang. In addition to the four chapters, then in reconstructing the history of Purbalingga, also saw archives of the Dutch East Indies Government's relics stored in the collection of the National Aarsip of the Republic of Indonesia. Based on the above sources, then through Regional Regulation No. 15 of 1996 on November 19, 1996, it was determined that the anniversary of Purbalingga Regency was December 18, 1830 or 3 Rajab 1246 Hijri or 3 Rajab 1758 Je.
h
hendi widi priyonggo on Google

Tepat di Utara alun-alun kota Purbalingga. Merupakan tempat dinas dan pusat pemerintahan kabupaten Purbalingga.
Right north of the town square of Purbalingga. Is a place of duty and the county seat Purbalingga.
B
Bagoezt JR on Google

Latian Pertempuran Kota Yonif 406/CK
E
Eko Fajar on Google

Kantor bupati Purbalingga yang terletak di dekat alun-alun menjadi sebuah sejarah dimana dahulu rata-rata kantor pemerintah memang menghadap alun-alun. Kunjungan studi banding ke sini disambut dengan baik dan hangat. Orang-orang nya ramah enak diajak sharing. Nginep di hotel dekat alun-alun. Dengan hotel yang tidak terlalu mahal, lumayan untuk melepas capek.
Purbalingga district office which is located near the square becomes a history where in the past the average government office was facing the square. A comparative study visit here was welcomed and warmly welcomed. The people are friendly, nice to share. Nginep at the hotel near the square. With hotels that are not too expensive, not bad to unwind.

Write some of your reviews for the company Purbalingga Regent Office

Your reviews will be very helpful to other customers in finding and evaluating information

Rating *
Your review *

(Minimum 30 characters)

Your name *

Nearby places in the field of City district office,

Nearby places Purbalingga Regent Office