Kantor Kecamatan Ponjong - Kabupaten Gunung Kidul
4.5/5
★
based on 6 reviews
Contact Kantor Kecamatan Ponjong
Address : | Jl. Ponjong, Ponjong, Gunung Kidul, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55892, Indonesia |
||||||||||||||
Postal code : | 55892 | ||||||||||||||
Opening hours : |
|
||||||||||||||
Categories : |
A
|
Agus swag on Google
★ ★ ★ ★ ★ |
N
|
Nisa New on Google
★ ★ ★ ★ ★ |
H
|
Harian Pakdhw (Jauhari) on Google
★ ★ ★ ★ ★ Tempat urusan berhubungan dengan Pemerintah
Place of business related to the Government
|
T
|
Team Pixel on Google
★ ★ ★ ★ ★ Kantor Kapanewon IdolaQU
Office of Kapanewon IdolaQU
|
D
|
Daily Raj on Google
★ ★ ★ ★ ★ Ponjong adalah kota sejarah karena Bupati Gunungkidul pertama Mas Tumenggung Poncodirdjo berasal dari kecamatan ini, lalu disusul Suharto, Sumpeno, serta Badingah(sekarang-2018) dari garis Wasito Donosaroyo almarhum suaminya. Kabarnya Bupati Kabupaten Gunungkidul pertama adalah Raden Tumenggung Prawirosetiko. Lantas Gusti Purbaya atau adik HB IX menjelaskan, berdasar Tepas Widyo Budoyo (arsip sejarah dan silsilah Kraton Yogyakarta) menegaskan, bahwa Bupati pertama adalah Mas Tumenggung Pontjodirjo. kisah yang ada menyebutkan, kepemimpinan Pontjodirjo dimulai sejak Gunungkidul masih beribukota di Pati, Genjahan Ponjong. Sebelum Pontjodirjo memimpin, di wilayah tersebut pernah dipimpin oleh Bupati (Eyang Mangun Kusumo), ketika wilayah itu masih menjadi bagian wilayah Solo. Pengangkatannya sebagai bupati diyakini setelah masa peperangan Pangeran Diponegoro. Sewaktu memimpin, Pontjodirjo mengalami sakit mata (buta), sehingga sebagai pelaksana tugas kepemerintahan dipercayakan kepada Panji Harjodipuro dari Kepanjen Semanu. Saat pusat pemerintahan masih berada di Ponjong, para demang dan punggawa mengadakan musyawarah hampir selalu berlokasi di Semanu. Diyakini saat itu Semanu telah menjadi Kepanjen, daerah yang ramai atau pusat kota. Wonosari waktu itu masih merupakan hutan bernama Alas Nongko Dhoyong.Karena itulah, sempat ada perintah dari Kasultanan Yogyakarta untuk dilakukan penggantian bupati. Bupati agar dijabat Panji Harjodipuro. Namun, Pontjodirjo belum bersedia. Sebagaimana budaya yang berlaku, bahwa penggantian kepemimpinan berdasarkan umur atau setelah pemimpin yang hendak diganti meninggal dunia. Setelah Pontjodirjo meninggal, tidak berselang lama Panji Harjodipuro juga meninggal, sehingga sebagai gantinya adalah Raden Tumenggung Prawirosetiko, seorang Ronggo asal Sumingkar (Sambipitu). Sebelum meninggal Pontjodirjo berpesan, agar disemayamkan di kediamannya. Oleh karena itu, keberadaan pemakaman yang ada saat ini diyakini dahulu kala adalah kediaman sekaligus Kantor Bupati Pati masa kepemimpinan Pontjodirjo. Ia merupakan Bupati terakhir di Pati dan Bupati pertama setelah pusat pemerintahan pindah ke Wonosari.
Semasa memerintah, peninggalan besar yang Pontjodirjo lakukan, adalah memindahkan pusat pemerintahan dari Pati, Ponjong Ke Wonosari atas perintah dari Kasultanan Yogyakarta. Perpindahan pusat pemerintahan terjadi pada waktu ada perubahan wilayah Kasultanan Ngayogyakarta. Kasultanan Ngayogyakarta yang tadinya hanya Hutan Bunder ke timur hingga perbatasan Mangkunegaran (Solo), ada penambahan wilayah, yakni Patuk. Sehingga dirasa lokasi Kantor Bupati di Ponjong terlalu ke timur, tidak berada di tengah. Lokasi yang dianggap berada di tengah untuk pusat pemerintahan, posisinya berada di sebuah hutan, yakni Alas Nongko Dhoyong (Wonosari saat ini). Perpindahan pusat pemerintahan dipercayakan kepada Panji Harjodipuro. Pelaksana babat Alas Nongko Dhoyong adalah Demang Wanapawira. Hutan pun berhasil dibuka.(kompas, KH,).
Tempat wisata yang ada di kecamatan ini: Embung Gunung Agung, WaterByur, Goa Lowo, Waduk Beton
Ponjong is a historical city because the first Regent of Gunungkidul, Mas Tumenggung Poncodirdjo, came from this sub-district, then Suharto, Sumpeno, and Badingah (now-2018) from the line of Wasito Donosaroyo, his late husband. Reportedly the first Regent of Gunungkidul Regency was Raden Tumenggung Prawirosetiko. Then Gusti Purbaya or the younger brother of HB IX explained, based on Tepas Widyo Budoyo (archive of history and genealogy of the Yogyakarta Palace) asserted that the first Regent was Mas Tumenggung Pontjodirjo. The story says that Pontjodirjo's leadership began when Gunungkidul was still the capital city of Pati, Genjahan Ponjong. Before Pontjodirjo took the lead, the area was once led by the Regent (Eyang Mangun Kusumo), when the area was still part of the Solo region. His appointment as regent is believed to be after the war of Prince Diponegoro. While in charge, Pontjodirjo experienced eye pain (blind), so that as executor of government duties was entrusted to Panji Harjodipuro of Kepanjen Semanu. When the center of government was still in Ponjong, the demang and courtiers held deliberations almost always in Semanu. It was believed at that time that Semanu had become Kepanjen, a bustling area or city center. At that time Wonosari was still a forest called Alas Nongko Dhoyong. Because of that, there was an order from the Sultanate of Yogyakarta to replace the regent. Regent for the position of Panji Harjodipuro. However, Pontjodirjo was not ready. As is the prevailing culture, the replacement of leadership is based on age or after the leader to be replaced dies. After Pontjodirjo died, not long after that Panji Harjodipuro also died, so that his replacement was Raden Tumenggung Prawirosetiko, a Ronggo from Sumingkar (Sambipitu). Before he died, Pontjodirjo ordered him to be buried at his residence. Therefore, the current cemetery is believed to have been the residence and office of the Pati Regent during Pontjodirjo's leadership. He was the last regent in Pati and the first regent after the center of government moved to Wonosari.
During his reign, the great legacy that Pontjodirjo did, was to move the center of government from Pati, Ponjong to Wonosari on orders from the Yogyakarta Sultanate. The transfer of the center of government occurred when there was a change in the territory of the Ngayogyakarta Sultanate. The Ngayogyakarta Sultanate, which was previously only the Bunder Forest to the east to the Mangkunegaran (Solo) border, has an additional area, namely Patuk. So it was felt that the location of the Regent's Office in Ponjong was too far to the east, not in the middle. The location which is considered to be in the middle for the center of government, is in a forest, namely Alas Nongko Dhoyong (currently Wonosari). The transfer of the center of government was entrusted to Panji Harjodipuro. The executor of Alas Nongko Dhoyong's tripe is Demang Wanapawira. The forest was successfully opened. (Kompas, KH,).
Tourist attractions in this sub-district: Embung Gunung Agung, WaterByur, Goa Lowo, Beton Reservoir
|
D
|
Diky Fajar Romadhin on Google
★ ★ ★ ★ ★ Kalo hujan dan malam, mendukung.
Tapi jam pelayanan itukan siang, tata
Kelola perlu ditingkatkan untuk lebih meredam pantulan panas yang diakibatkan dari perabatan/plesterisasi dari pinggir aspal sampe pintu masuk
If it's raining and night, support.
But the service hours are noon, Tata
Management needs to be improved to better reduce heat reflection caused by coating/plastering from the asphalt edge to the entrance
|
Write some of your reviews for the company Kantor Kecamatan Ponjong
Your reviews will be very helpful to other customers in finding and evaluating information
Nearby places in the field of District government office,
Nearby places Kantor Kecamatan Ponjong