Jami Al Istiqomah - South Jakarta City
4.8/5
★
based on 8 reviews
Contact Jami Al Istiqomah
| Address : | Jl. Ciputat Raya No.7, RT.7/RW.7, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, South Jakarta City, Jakarta 12310, Indonesia |
| Postal code : | 12310 |
| Categories : |
Mosque
,
|
|
a
|
aji Barkah on Google
★ ★ ★ ★ ★ Ada suasana mistis terasa, salah satu masjid tua tanpa marbot
 There is a mystical atmosphere felt, one of the old mosques without marbot
|
|
S
|
Syarif Syaam on Google
★ ★ ★ ★ ★ Masjid Tercinta dari leluhur zaman kolonial dahulu.
Tahun 1801.
Beloved Mosque from ancient colonial era ancestors.
1801.
|
|
Y
|
Yuswan Haqq on Google
★ ★ ★ ★ ★ Khutbah bahasa arab biar yg dengar belajar arab
Arabic sermon so that those who hear learn Arabic
|
|
s
|
sofhal Jamil on Google
★ ★ ★ ★ ★ Mengenang masa muda msh byk guru guru besar waktu itu
Remembering your youth, there were still many great teachers at that time
|
|
K
|
Kuswati on Google
★ ★ ★ ★ ★ Masjidnya sepertinya sudah agak lama/tua.. tidak ada marbotnya.. suasana didalamnya nyaman. Tapi maaf untuk tempat wudhu dan kamar mandi sedikit kotor..
The mosque seems to be a bit old / old ... there is no marbot ... the atmosphere inside is comfortable. But sorry for the ablution place and the bathroom is a little dirty ..
|
|
Y
|
Yudi Priantono on Google
★ ★ ★ ★ ★ Masjid waktu gua kecil.
Masjid Bersejarah.
Selalu 5 waktu.
Begitu zaman sekarang mulai dewasa dan menjelang tua masuk Masjid ini 2 Waktu aja udah Alhamdulillah.
Small cave time mosque.
Historical Mosque.
Always 5 times.
As soon as nowadays it is getting older and getting old into this mosque. 2 Time is already Alhamdulillah.
|
|
g
|
gabe rizky on Google
★ ★ ★ ★ ★ Masjid Jami Al Istiqomah / Gedong Ijo
Masjid Jami Al Istiqomah atau orang sekitar lebih mengenal dengan Masjid Gedong Ijo merupakan masjid keluarga yang di bangun pada masa kolonial belanda di jakarta dan di buka untuk umum. Masjid Gedong Ijo di sebut seperti itu karena pada zaman dahulu di daerah sepolwan sebelah barat masjid terdapat gedung berwarna hijau yang zaman dahulu di sebut orang sana dengan Gedong Ijo. karena masjid-masjid di jakarta pada zaman tersebut masih sedikit dan satu-satunya masjid dengan nama panggilan wilayahnya adalah Gedong Ijo, Masjid tersebut di kenal dengan sebutan Masjid Gedong Ijo. seiring berjalannya waktu, daerah Gedong Ijo berubah menjadi lebak bulus namun orang lokal yang berumur tua masih mengenal masjid tersebut dengan Masjid Gedong Ijo.
Budaya Masjid Gedong Ijo untuk shalat 5 waktu
Setiap azan di Shalat 5 waktu petugas masjid memukul bedug di sebelah utara masjid setelah bedug
selesai dengan di pukul di lanjutkan dengan mengumandangkan azan yang di dalam masjid tanpa sound system. Setelah beberapa lama orang lokal yang pertama kali selesai mulai bershalawat dan satu persatu jamaah yang lain mengiringinya sampai ada orang yang menepukan tangannya 2 kali dengan keras. Setelah itu, jamaah mulai berbaris untuk shalat jamaah umumnya di bagian tengah satu shaff di depan pintu kedua di bagian utara untuk shaff pertama dan khusus beberapa shalat seperti subuh, shaff pertama berada di shaff terdepat masjid. Shalat subuh di Masjid Gedong Ijo biasanya menggunakan kunut. Pemilihan imam masjid untuk imam shalat berjamaah pertama tidak menggunakan penunjukan atau pemilihan imam ataupun penjabatan imam masjid. pada saat shalat, imam tidak memakai sound system untuk mengeraskan suaranya. setelah shalat imam dan atau orang di sekitar imam akan berdoa.
alasan budaya shalat 5 waktu di masjid gedong ijo
Bedug digunakan awal waktu shalat merupakan cara lama untuk menandakan sesuatu, kenapa?. Adzan dikumandangkan di dalam masjid dan tidak menggunakan sound system merupakan cara lama untuk memanggil dan menyeru panggilan illahi, kenapa?. Shalawat yang dilakukan setelah adzan merupakan cara lama untuk menunggu waktu shalat berjamaah, kenapa?. Menandakan berhentinya shawalat dengan bertepuk merupakan cara sederhana dan cara lama untuk menandakan sesuatu, kenapa?. Alasan dari pertanyaan itu semua adalah karena masjid tersebut berhaluan untuk mempertahankan budaya lama bagi sebagian orang tetapi yang memahaminya lebih lanjut masjid tersebut Sunnah Wal Jama'ah. Semua alasan dari budaya tersebut adalah itu bukan mengikuti atau tidak mengikuti budaya tetapi tindakan tersebut mencegah masyarakat sekitar dari sifat duniasentris, tidak selamanya yang dilakukan mengikuti zaman ataupun selalu mengikuti zaman.
terimakasih,
Gabe Rizky
Jami Al Istiqomah Mosque / Gedong Ijo
Jami Al Istiqomah Mosque or people around you are more familiar with the Gedong Ijo Mosque, a family mosque that was built during the Dutch colonial era in Jakarta and is open to the public. The Gedong Ijo Mosque is called like that because in ancient times in the area of the south west of the mosque there was a green building which in ancient times people called it Gedong Ijo. because the mosques in Jakarta at that time were still few and the only mosque with its nickname was Gedong Ijo, the mosque was known as the Gedong Ijo Mosque. as time went by, the Gedong Ijo area turned into a luscious guile, but the local elderly who were still familiar with the mosque with the Gedong Ijo Mosque.
Culture of the Gedong Ijo Mosque for prayer 5 times
Every call to prayer at prayer 5 when mosque officials hit the drum in the north of the mosque after the drum
finished with the beating continued by echoing the call to prayer in the mosque without a sound system. After some time the local people who first finished praying and one by one the other pilgrims accompanied him until someone clapped his hands twice hard. After that, pilgrims began to line up for the congregational prayers generally in the middle of one row in front of the second door in the north for the first row and specifically for several prayers such as dawn, the first row was in the mosque's immediate row. Fajr prayer at the Gedong Ijo Mosque usually uses kunut. The election of the mosque's imam for the first congregational prayer does not use the appointment or election of the imam or the office of the imam of the mosque. at the time of prayer, the priest did not use the sound system to amplify his voice. after praying the priest and or people around the priest will pray.
cultural reasons for praying 5 times at the gedong ijo mosque
Bedug used early in prayer time is an old way to signify something, why ?. Adhan was echoed in the mosque and not using a sound system is an old way to call and call divine calls, why ?. Prayers are performed after the call to prayer is a long way to wait for prayer time in congregation, why ?. Indicating the cessation of prayer with clapping is a simple way and an old way to signify something, why ?. The reason for that question all is because the mosque is oriented towards maintaining the old culture for some people but who understands it further is the Sunnah Wal Jama'ah. All the reasons for the culture are that it does not follow or does not follow the culture but the action prevents the surrounding community from being world-centric, not always being carried out by the times or always following the times.
thank you,
Gabe Rizky
|
|
S
|
Surya on Google
★ ★ ★ ★ ★ Letaknya strategis, bisa di jangkau dari kompleks PU pasar jumat dan bisa juga dijangkau dari jalan raya Ciputat (jalan Ciputat 21) terdapat jalan kecil di depan mesjid yang menghubungkan jalan raya Ciputat dengan kompleks PU pasar jumat tapi jalannya sempit hanya bisa dilalui oleh motor dan pejalan kaki, jika berjalan disini harus berhati hati agar tidak tertabrak motor.
It is strategically located, can be reached from the PU market complex on Friday and can also be reached from the Ciputat highway (Ciputat street 21). feet, if you walk here must be careful not to get hit by a motorcycle.
|
Write some of your reviews for the company Jami Al Istiqomah
Your reviews will be very helpful to other customers in finding and evaluating information
Nearby places in the field of Mosque,
Nearby places Jami Al Istiqomah
