Balai Desa Tegalgubug Kidul - Cirebon
4.1/5
★
based on 8 reviews
Contact Balai Desa Tegalgubug Kidul
Address : | Tegalgubug, Arjawinangun, Cirebon, West Java 45162, Indonesia |
||||||||||||||
Postal code : | 45162 | ||||||||||||||
Opening hours : |
|
||||||||||||||
Categories : |
W
|
Widia Larasati on Google
★ ★ ★ ★ ★ Parkir tidak terlalu luas
Parking is not too broad
|
d
|
dita on Google
★ ★ ★ ★ ★ Nice, orangnya ramah-ramah. Sewaktu ada bantuan dari pemerintah di balai desa, warganya pun mengantri dengan tertib.
Nice, friendly people. When there is assistance from the government at the village hall, residents queue orderly.
|
S
|
Slamet Abdul Rosid on Google
★ ★ ★ ★ ★ Biasa aja sepi
Just normal, quiet
|
k
|
komar crb on Google
★ ★ ★ ★ ★ Toko O'OS COLLECTION deket balaidesa tgb kidul
O'OS COLLECTION store near the balaidesa tgb kidul
|
K
|
Khub Aila on Google
★ ★ ★ ★ ★ Makasih buat kang lukman yang sering dinas malam...
Thank you to Lukman who often works at night...
|
M
|
Muhammad Alviansyah on Google
★ ★ ★ ★ ★ Assalamu 'alaikum wr.wb
Dalam perjalanan menuju keraton Cirebon, sangatlah panjang dari masuk dan keluar hutan sampai naik dan turun gunung. Dalam suatu perjalanan mereka mendapati sebuah Gubug kecil, ditengah - tengah hutan belantara, Ki Suro meminta beristirahat sebentar untuk menghilangkan rasa letihnya. Setelah itu mereka malanjutkan perjalanan tiba - tiba dikejutkan dengan kedatangan Nyi Mas Rara Anten, yang meminta Nyi Mas Ratu Antra Wulan untuk dijodohkan dengan putranya. Kemudian terjadilah perang tanding yang seru pada akhirnya Nyi Mas Rara Anten dapat dikalahkan.
Perjalanan dilanjutkan kembali, setelah sampainya di keraton Cirebon, Ki Suro menyerahkan Nyi Mas Ratu Antra Wulan dan menyampaikan amanat Ki Pancawala kepada Sunan Gunung Jati. Namun amanat Ki Pancawala yang menginginkan anaknya menikah dengan Sunan Gunung Jati tidak diterima dengan cara halus, karena Sunan Gunung Jati sesungguhnya telah mengetahui bahwa Ki Suro menyukai Nyi Mas Ratu Antra Wulan. Karena itu Sunan Gunung Jati memerintahkan Ki Suro menikahi Nyi Mas Ratu Antra Wulan.
Setelah Ki Suro dan Nyi Mas Ratu Antra Wulan menjadi suami istri, mereka membangun pedukuhan / perkampungan disebuah tegalan ditengah - tengah hutan yang dahulu terdapat sebuah gubug kecil yang mereka pernah singgahi sewaktu perjalanan dari kerajaan Talaga menuju keraton Cirebon.
Pedukuhan itu atas izin dan restu Sunan Gunung Jati, dan diberi nama "Tegal Gubug" yang mana nama tersebut terdiri dari dua suku kata yaitu :Tegal artinya : Tanah yang dicangkul untuk ditanami.Gubug artinya : Rumah kecil yang terbuat dari bambu dan atapnya dari daun tebu.Tegal Gubug : Sebuag rumah kecil yang sangat sederhana terbuat dari bambu, yang sekitarnya terdapat tegalan (galengan) yang siap ditanami.Peristiwa terbentuknya nama Tegal Gubug ini terjadi sekitar 1489 M. (sekitar akhir abad ke 15) pada saat kesultanan Cirebon dipimpin oleh kanjeng syekh syarif hidayatullah (sunan gunung jati) Cirebon. Yang merupakan salah satu Wali dari Walisongo, yang dituahkan ilmunya oleh rekan - rekannya.
Setelah terbentuk sebuah nama pedukuhan / perkampungan Tegal Gubug, kemudian Ki Suro melanjutkan misinya untuk terus menyebarkan Ajaran Islam. Terbukti dengan pesatnya Agama Islam disekitar Masyarakat, yang ketika itu masih mempercayai ( menganut, menyembah) Agama Nenek Moyangnya yaitu : Animisme (aliran / kepercayaan terhadap benda) dan Dinamisme (aliran / kepercayaan terhadap Roh) dan Hindu, Budha.
Peace be upon you, and Allah mercy and blessings
On the way to the Cirebon Palace, it is very long from entering and exiting the forest to going up and down the mountain. On one trip they found a small hut, in the middle of the wilderness, Ki Suro asked for a short rest to get rid of his tiredness. After that they continued the journey suddenly - surprised by the arrival of Nyi Mas Rara Anten, who asked Nyi Mas Ratu Antra Wulan to be betrothed to her son. Then there was an exciting match war in the end Nyi Mas Rara Anten could be defeated.
The journey resumed, after arriving at the Cirebon palace, Ki Suro handed Nyi Mas Ratu Antra Wulan and delivered Ki Pancawala's message to Sunan Gunung Jati. But the mandate of Ki Pancawala who wanted his son to be married to Sunan Gunung Jati was not received in a subtle way, because Sunan Gunung Jati actually knew that Ki Suro liked Nyi Mas Ratu Antra Wulan. Therefore Sunan Gunung Jati ordered Ki Suro to marry Nyi Mas Ratu Antra Wulan.
After Ki Suro and Nyi Mas Ratu Antra Wulan became husband and wife, they built dukuh / settlements in a moor in the middle of the forest that used to be a small hut they had visited when traveling from Talaga kingdom to the Cirebon palace.
The hamlet was with the permission and blessing of Sunan Gunung Jati, and was given the name "Tegal Gubug" where the name consists of two syllables, namely: Tegal means: Land that is hoeed for planting. Cave means: Small house made of bamboo and its roof from leaves sugar cane.Tegal Hut: A very simple little house made of bamboo, the surrounding area is a moor (galengan) ready for planting. The formation of the name Tegal Gubug occurred around 1489 AD (around the end of the 15th century) when the Cirebon sultanate was led by kanjeng sheikh syarif hidayatullah (sunan gunung jati) Cirebon. Which is one of the Guardians of Walisongo, whose knowledge was shared by his colleagues.
After forming a hamlet name / village of Tegal Gubug, then Ki Suro continued his mission to continue to spread the teachings of Islam. Evidenced by the rapid rise of Islam around the community, which at that time still believed (adhered to, worshiped) the ancestral religion, namely: Animism (flow / belief in objects) and dynamism (flow / belief in the Spirit) and Hinduism, Buddhism.
|
A
|
Aufa Mart on Google
★ ★ ★ ★ ★ Ok
|
K
|
Kios Putri Mertapada on Google
★ ★ ★ ★ ★ Free wifi
|
Write some of your reviews for the company Balai Desa Tegalgubug Kidul
Your reviews will be very helpful to other customers in finding and evaluating information
Nearby places in the field of Community center,
Nearby places Balai Desa Tegalgubug Kidul